[BP] – Tatar Sunda
Dalam salah satu postingannya di media sosial, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia telah mengubah cara kerja, beraktivitas, belajar, hingga cara bertransaksi kita, dari sebelumnya melalui kontak fisik (offline) menjadi lebih banyak secara daring online).
Kita telah menyaksikan bahwa dunia kerja di masa pandemi ini telah menggunakan pola dan cara digital dengan sistem bekerja di rumah. Begitu juga dengan dunia pendidikan di mana proses belajar mengajar tidak menggunakan proses tatap muka langsung tapi menggunakan pola daring.
Karena itu, pandemi ini harus dijadikan momentum untuk melakukan percepatan transformasi digital.
Menurut Jokowi yang perlu menjadi perhatian adalah percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, seperti penyediaan layanan internet di 12.500 desa/ kelurahan serta di titik-titik layanan publik.
Selain itu Jokowi telah meminta jajaran terkait untuk mempersiapkan peta jalan transformasi digital di sektor- sektor strategis, antara lain pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, dan penyiaran.
Integrasi pusat data nasional dipercepat dan kebutuhan sumber daya manusia talenta digital harus segera disiapkan.
Saat ini Indonesia membutuhkan talenta digital kurang lebih sembilan juta orang untuk 15 tahun ke depan, atau kurang lebih 600 ribu orang per-tahun.
Menurut Jokowi dalam rapat terbatas ” Perencanaan Transformasi Digital ” di istana merdeka, perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan transformasi digital. [Abdul Jeni]