[BP] – Tatar Sunda
Beberapa waktu lalu serangan pesawat nirawak Amerika Serikat telah menewaskan komandan pasukan elite Quds di Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani.
Jenderal Soleimani yang berpengaruh itu tewas bersama sembilan orang lainnya di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak pada tanggal 3 Januari silam atas perintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Trump berdalih Soleimani bertanggung jawab atas kematian ratusan tentara AS dan merencanakan serangan yang akan segera terjadi terhadap kepentingan negara itu.
Tetapi dalam laporannya, utusan khusus PBB, Agnes Callamard, mengatakan AS tidak memberikan cukup bukti tentang serangan yang mengharuskan membunuh Soleimani.
Laporan PBB ini dikeluarkan sepekan setelah Iran mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Presiden Trump dan 35 orang lainnya atas pembunuhan sosok jenderal paling berpengaruh di Iran tersebut.
Mereka menghadapi tuduhan pembunuhan dan terorisme, dan Interpol diminta bantuannya untuk menahan Trump dan ke-35 orang lainnya.
Setelah kematian Soleimani, Iran melakukan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Irak. Rudal jelajah yang diluncurkan, diperkirakan rudal Fateh Iran.
Iran melancarkan serangan terhadap dua fasilitas militer AS di Irak pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu Indonesia.
Televisi pemerintah Iran melaporkan lebih dari 35 roket diluncurkan hanya di Ayn al – Asad, sebagai bagian dari operasi balas dendam yang dijuluki “Martyr Soleimani”.
Serangan ini memang merupakan bagian dari tindakan pembalasan atas pembunuhan komandan militer Iran Jenderal Qasem Soleimani di Baghdad pada 3 Januari.
Perseteruan antara Amerika Serikat dan Iran ternyata belum berhenti sampai di sana. Baru-baru ini Menteri Luar Negeri Amerika Serikat membuat pernyataan baru soal Iran
Pompeo mengatakan Iran merupakan negara sponsor terorisme dunia yang memperjual belikan senjata. Oleh sebab itu Amerika Serikat akan mengajukan resolusi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa – Bangsa untuk memperpanjang waktu embargo senjata kepada Iran.
Tujuan embargo senjata kepada Iran ini menurut Pompeo sebagai upaya untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
Embargo ini jelas akan semakin memanaskan hubungan antara kedua negara yang memang telah lama berseteru. [jayadewata]