[BP] – Tatar Sunda
Siapa yang tidak mengenal Pindad. Perusahaan yang bergerak dalam bidang persenjataan strategis ini sangat penting keberadaannya.
PT Pindad (Persero) melalui Biro Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) telah mendukung pemberdayaan sekitar 500 UMKM hingga tahun 2020.
Salah satunya adalah UMKM pengrajin senapan angin rumahan yang tersebar di berbagai wilayah seperti diantaranya Cipacing, Cikeruh, dan Cinunuk di Kabupaten Sumedang dan Bandung.
Senapan angin ini banyak digunakan untuk olahraga, berburu dan hobi (koleksi).
Pengrajin senapan angin terutama dari Desa Cipacing Kabupaten Sumedang telah dikenal sejak tahun 1960. Puluhan warga di sana berprofesi sebagai pengrajin dan memiliki usaha memproduksi senapan angin dan aksesorisnya.
Jenis senapan angin yang diproduksi saat ini bervariasi, tidak hanya manual atau harus dipompa, namun saat ini banyak senapan angin yang menggunakan sistem gas tekan atau Pre-Charged Pneumatic (PCP).
Senapan angin ini tidak hanya dikenal dan dipakai oleh masyarakat lokal Jawa Barat, tetapi juga seluruh wilayah Indonesia.
Pindad melalui Program Kemitraannya berupaya untuk meningkatkan kemampuan UMKM agar menjadi lebih tangguh dan mandiri.
Program kemitraan disalurkan dalam bentuk pinjaman bunga sangat ringan untuk membiayai modal kerja mereka dalam rangka meningkatkan produksi sehingga nantinya pengrajin tersebut bisa beralih status dari pengrajin menjadi pengusaha mandiri.
Undang Rahmat, pengrajin senapan angin di Cinunuk telah dibina oleh Pindad sejak pasca krisis moneter hingga saat ini. “Alhamdulillah sejak sekitar tahun 1999 setelah krisis moneter dulu kami sangat terbantu dengan pinjaman modal kerja yang cicilannya ringan. Saat ini bisa meraup omset hingga 150 juta per bulannya untuk servis, pembuatan senapan angin dan pengisian anginnya,”
Sementara itu Asep Edi, pengrajin senapan angin di Cipacing telah bermitra dengan Pindad selama 9 tahun dan terbantu dalam mengembangkan bisnisnya. “Kami membuat berbagai komponen hingga senapan angin sangat terbantu perkembangannya hingga saat ini karena Cicilan pinjaman modalnya sangat ringan bisa menghidupi 14 orang karyawan,”
Adapun H. Syamsudin, pengrajin senapan angin dari Cikeruh tidak hanya terbantu dari modalnya saja tetapi juga pembinaan dan diikutsertakan mempromosikan produknya dalam pameran. “Kami sangat terbantu dalam mengembangkan usaha dan telah bermitra selama 20 tahun. Kami juga diberikan bantuan APD dan pembinaan mengenai K3 yang sangat bermanfaat, selain itu diperkenalkan produknya melalui pameran yang didukung Pindad. Saat ini sedang dibantu pembinaan terkait merk dagang,”
Melalui Program Kemitraannya, PKBL Pindad memberikan program dana bergulir berupa pinjaman modal kerja untuk pembiayaan produksi mereka.
Bantuan tersebut sangat berdampak langsung terhadap perkembangan usaha mitra binaan itu sendiri baik dari segi ekonomi maupun tingkat kesejahteraan wilayahnya. Disamping mendapatkan bantuan pinjaman modal kerja, mereka juga mendapat pembinaan dalam bentuk pelatihan teknik, manajemen, teknik pembukuan sederhana, awareness Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pemasaran.
Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Apalagi dengan jumlah UMKM yang kini mencapai 64,2 juta unit, sendi utama perekonomian nasional itu mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja.
Di masa transisi paska pandemik Covid-19 diperlukan banyak dukungan agar sektor UMKM kembali menggeliat. Begitu pula para pelaku pengrajin senapan angin yang sebagian besar terkena dampaknya dan harus mendapatkan bantuan dan perhatian dari pemerintah.
Saat ini Pindad juga tengah memberikan bantuan peningkatan status usaha dari kelompok pengrajin senapan angin menjadi pengusaha kecil yang mempunyai merek dagang untuk pemberdayaan lebih lanjut.
Selanjutnya akan dijajaki pendampingan terkait paten produk. Pindad juga telah memberikan bantuan APD, sepatu, media publikasi seperti spanduk dan banner K3 serta pembinaan manajemen operasi.
Selain pengrajin senapan angin, Pindad juga bersinergi dengan mitra binaannya di Ciwidey, Kabupaten Bandung yang memproduksi aksesoris tambahan pada Ranpur Anoa seperti sekop, balincong dan kapak standar TNI pada body kendaraan tempur.
UKM binaan ini selain mendukung produk Pindad juga memproduksi berbagai macam golok, pisau, clurit, cangkul, linggis dan berbagai jenis alat pertanian lainnya. Selain itu juga terdapat UMKM lainnya seperti pengrajin olahan berbahan dasar kulit seperti jaket, tas, dompet, ikat pinggang, dan lain-lain yang berada di wilayah Garut.
Program yang dilaksanakan Pindad ini patut kita apresiasi, karena bisa membantu meningkatkan produksi dan juga kemapanan dari usaha kecil yang sedang berkembang di masyarakat. [jayadewata]