[BP] – Tatar Sunda
Mungkin kita masih ingat dengan kejadian yang cukup menghebohkan di mana seorang warga Kampung Nagrak Wetan, Kabupaten Cianjur yang meninggal dunia setelah dipatuk ular saat akan mengambil singkong di sekitar rumahnya, Minggu (20/7/2020).
Berdasarkan informasi masyarakat, kejadian itu bermula saat Yayan Sopyan pergi untuk mengambil singkong yang berada di pesawahan. Ketika berada di lokasi, di sekitar pohon singkong terdapat banyak tumpukan sampah. Korban pun berinisiatif membersihkan gundukan sampah tersebut.
Korban tidak menyadari pada tumpukan sampah tersebut ada seekor ular yang diduga ular kobra dan mematuk jari tengah tangan kirinya yang berujung pada kematian korban.
Efek dari kejadian tersebut warga sekitar masih merasa resah karena sampai dengan berita ini diturunkan, keberadaan ular tersebut masih belum ditemukan jejak dan keberadaannya.
Melihat keresahan tersebut, para reptiler Cianjur melakukan inisiatif untuk kembali melakukan pencarian jejak dan keberadaan ular yang telah menewaskan warga yang bernama Yayan tersebut.
Para Reptiler tersebut adalah Dede Inoen dan Deden Rancingeus.
Sebelum melaksanakan aksinya, para reptiler ini berkunjung ke makam Yayan untuk berziarah dan kemudian mendatangi keluarga korban dan tokoh masyarakat.
Selain itu mereka juga memberikan edukasi soal reptile terutama ular supaya masyarakat bisa membedakan mana ular yang berbisa dan tidak dan juga pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika dipatuk ular berbisa.
Pada hari Sabtu, (15/8), para Reptiler ini mulai melakukan kegiatan pencarian jejak keberadaan ular tersebut di mulai dari tempat di mana korban Yayan tewas.
Setelah melakukan pencarian selama empat jam, jejak dan keberadaan ular tersebut masih belum bisa ditemukan.
Rencananya para Reptiler ini akan kembali melakukan pencarian dalam beberapa hari kedepan dan pada waktu malam hari. [jayadewata]