Khalid bin Walid “Pedang Allah” Penakluk Persia dan Romawi, Panglima Perang yang Tidak Pernah Kalah (1)

Sahabat Nabi

[BP] – Tatar Sunda

Namanya Khalid bin Walid bin Mughirah bin Abdullah bin Umair bin Makhzum. julukannya Saifullah (Pedang Allah). Ia seorang Panglima Perang Islam pada zaman Khulafaur Rasyidin.

Ia tak pernah terkalahkan baik di masa jahiliah maupun setelah Islam. Ia memiliki ide-ide yang cemerlang, keperkasaan yang tiada tara, dan taktik yang jitu. Ia termasuk salah seorang juru tulis Rasulullah. Gelar atau kunyahnya adalah Abu Sulaiman.

Ayahnya bernama  Abdu Syams. Ia salah seorang hakim di kalangan bangsa Arab pada masa jahiliah. Ia juga salah seorang pemimpin terkemuka suku Quraisy. 

Kekayaan yang dimilikinya sangat banyak, sampai seluruh suku Quraisy mesti berkumpul untuk membungkus Ka’bah dengan kiswah sementara ia cukup sendirian saja melakukannya. 

Ayah Khalid termasuk orang yang mengharamkan minuman khamr atau arak di masa jahiliah. Ia sempat bertemu dengan masa Islam pada saat berusia sangat lanjut, akan tetapi ia memusuhi Islam dan menentang dakwahnya, sampai ia meninggal tiga bulan setelah hijrah.

Ibunya bernama Ashma’ atau yang dikenal dengan Lubabah kecil,  putri al-Harits bin Harb al-Hilaliah. Ia adalah saudari Lubabah besar, istri Abbas ibn Abdul Muththalib. Keduanya merupakan saudari Maimunah binti al-Harits, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Khalid bin Walid adalah seorang penunggang kuda yang tangguh dan pahlawan suku Quraisy. Ia terjun dalam Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandak di barisan kaum kafir musyrikin. 

Kemudian, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan kebaikan untuknya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan rasa cinta Islam ke dalam hatinya.

Khalid bin Walid telah kenyang asam garam berbagai peperangan. Tubuhnya penuh dengan bekas luka akibat sabetan pedang atau tusukan tombak. 

Khalid pernah berkata berkata, “Malam di kala aku dihadiahi seorang pengantin atau aku diberi kabar gembira dengan kelahiran anakku tidaklah lebih aku sukai daripada malam yang sangat dingin dalam barisan pasukan kaum Muhajirin di saat paginya aku akan berhadapan dengan musuh.”

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke kota Mekah dalam rangkaian umrah Qadha. Ikut bersama Rasulullah, al-Walid bin Walid, saudara Khalid bin Walid– yang telah lebih dahulu masuk Islam.

Walid mencari-cari saudaranya, Khalid, tetapi tidak menemukannya. Ia pun menulis sepucuk surat kepada saudaranya.

“Bismillahirrahmanirrahim. Amma ba’du. Sesungguhnya aku tak menemukan sesuatu yang lebih mengherankan daripada jauhnya pikiranmu dari Islam. Engkau seorang yang cerdas. Tak seorang pun yang tidak mengenal agama seperti Islam. Aku pernah ditanya suatu kali oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dirimu. Beliau bertanya, “Mana Khalid?”

Aku menjawab, “Semoga Allah memberinya hidayah.”

Beliau bersabda lagi, “Orang seperti Khalid tidak mengenai Islam? Andaikan ia gunakan kehebatan dan ketangguhannya yang selama ini ia gunakan untuk yang lain bersama kaum muslimin, tentu akan lebih baik baginya.”

“Bergegaslah wahai saudaraku untuk menjemput peluang-peluang kebaikan yang sempat luput darimu”.

Khalid bin Walid menerima surat dari saudaranya. Surat itu dibacanya dengan seksama. Ia sangat gembira mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya tentang dirinya. 

Hal itu semakin mendorongnya untuk masuk Islam. Akhirnya Khalid mengarahkan jiwa dan nuraninya pada agama baru yang setiap hari benderanya semakin naik dan berkibar. 

Cahaya keyakinan pun mulai berkilau di hatinya yang suci. Ia berkata dalam hatinya, “Demi Allah, sungguh jalan inilah yang lurus. Sesungguhnya dia (Muhammad) memang benar-benar seorang rasul. Sampai kapan? Demi Allah aku harus segera menemuinya untuk mengutarakan keislamanku.”

Pada malam itu Khalid bermimpi seperti berada di sebuah daerah sempit dan gersang. Tak ada tanaman dan tak ada air. Kemudian ia pergi menuju daerah yang hijau dan luas. Setelah bangun, Khalid berkata dalam hati, “Sungguh ini sebuah mimpi yang baik.”

Khalid keluar dari rumahnya. Ia sudah bertekad untuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mimpi yang ia alami semalam terus melekat dalam pikirannya dan seolah-olah berada di depan kedua matanya. Ia mencari seseorang yang bisa menemaninya menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di tengah jalan ia bertemu dengan Shafwan bin Umayyah. Khalid berkata pada Shafwan, “Wahai Abu Wahab, tidakkah engkau perhatikan kondisi kita? Kita ibarat gigi geraham sementara Muhammad telah menguasai bangsa Arab dan non-Arab. Kalau kita datang menemui Muhammad lalu kita ikuti langkahnya, niscaya kemuliaan Muhammad juga kemuliaan kita.”

Shafwan bin Umayyah sangat enggan menerima ajakan Khalid. Ia berkata, “Andaikan tak ada lagi yang tersisa selain diriku sendiri, sungguh aku tak akan pernah mengikutinya selama-lamanya.”

Akhirnya Khalid bin Walid meninggalkan Shafwan bin Umayyah. Ia berkata dalam hati, “Orang ini, saudara dan bapaknya terbunuh di Perang Badar.”

Kemudian Khalid berjumpa dengan Ikrimah bin Abu Jahal. Khalid berkata kepada Ikrimah seperti yang dikatakannya kepada Shafwan bin Umayyah. Jawaban yang diberikan Ikrimah juga sama dengan jawaban Shafwan bin Umayyah.

Lalu Khalid kembali ke rumahnya dan mempersiapkan kudanya. Ia mulai melangkah. Tiba-tiba ia bertemu dengan Utsman bin Thalhah yang merupakan sahabat dekatnya. 

Ia menyampaikan rencananya untuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ternyata Utsman menerima ajakannya. Akhirnya  keduanya pergi dengan tujuan yang sama. Di jalan mereka bertemu dengan Amru bin Ash. Amru berkata pada keduanya, “Marhaban.”

“Marhaban bika,” balas keduanya.

“Mau ke mana kalian?” tanya Amru.

“Apa yang menyebabkan engkau keluar di waktu begini?” keduanya balik bertanya.

“Kalau kalian, apa yang menyebabkan kalian keluar?” Amru balas bertanya.

“Untuk masuk Islam dan mengikuti Muhammad,” jawab Khalid dan Utsman serentak.

“Itulah yang membuat aku datang ke sini,” timpal Amru sambil tersenyum.

Mereka berangkat sampai tiba di Madinah. Di jalan, sebelum bertemu Rasulullah, Khalid bertemu dengan saudaranya  al-Walid. Al-Walid berkata, “Cepatlah. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengetahui kedatanganmu dan beliau sangat gembira dengan kedatanganmu. Beliau sedang menunggu kalian.”

Mereka mempercepat langkah dan segera masuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khalid lebih dulu masuk dan ia segera menyampaikan salam pada Rasulullah. Rasulullah membalas salamnya dengan wajah berseri.

Khalid segera berucap, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Engkau adalah utusan Allah.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Mari ke sini!”

Ketika Khalid bin Walid sudah mendekat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Segala puji bagi Allah yang telah menunjukimu. Aku memang sudah melihat kecerdasan dalam dirimu dan aku berharap semoga kecerdasan itu membawamu pada kebaikan.”

Setelah membaiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khalid berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah banyak berada pada posisi yang menentang kebenaran, maka berdoalah kepada Allah untuk mengampuniku.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Islam akan menghapus segala dosa yang telah berlalu.”

Khalid melanjutkan, “Wahai Rasulullah, doakanlah aku!”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ya Allah, ampunkanlah Khalid atas segala perbuatannya yang menghalangi manusia dari jalan-Mu.”

Kemudian Utsman bin Thalhah dan Amru ibnul Ash pun maju dan membaiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sejak hari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah memberi sesuatu pun kepada para sahabatnya lebih banyak dari yang diberikannya kepada Khalid bin Walid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada sahabat-sahabat yang lain,

“Jangan sakiti Khalid karena sesungguhnya ia adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan pada orang-orang kafir.”

Suatu kali Khalid bin Walid berjumpa dengan Abu Bakar ash-Shiddiq. Ia berkata dalam hati, “Aku akan sampaikan mimpi yang pernah kualami kepada Abu Bakar.”

Setelah Khalid menceritakan kepada Abu Bakar mimpi yang ia alami, Abu Bakar berkata, “Sesungguhnya daerah hijau yang luas itu adalah jalan keluar yang menjadi tempat Allah menunjukimu pada Islam dan sesungguhnya daerah yang sempit itu adalah masa yang engkau lalui dalam kemusyrikan.”

Khalid bin Walid telah masuk Islam. Ia membelakangi tuhan-tuhan nenek moyangnya dan seluruh bentuk pujaan kaumnya. Bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin lainnya ia menyongsong dunia baru. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menakdirkannya berada di bawah panji Rasulullah dan kalimat tauhid.

Pada saat pembebasan Mekah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk masuk ke Mekah dari arah atas. Khalid dan pasukan muslimin yang bersamanya masuk ke Mekah dari tempat yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Ternyata ia dihadang oleh beberapa orang kaum Quraisy. Di antara meraka ada Shafwan bin Umayyah, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amru. Mereka menghalangi Khalid untuk masuk dan bahkan menghunus senjata serta melemparinya dengan ketapel. 

Khalid mengobarkan semangat pasukan muslimin dan memerangi kaum Quraisy tersebut. Sebanyak 24 orang kaum Quraisy menemui ajal sementara 2 orang kaum muslimin syahid. Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan futuh pembebasan Mekah untuk Rasul-Nya dan segenap kaum muslimin. [berbagai sumber/jayadewata]

Respon (38)

  1. Beliau memang sahabat rosul yang sangat berani dan tidak pandang bulu jika orang lain benar2 bersalah kita sebagai orang muslim seharusnya meneladani sikap beliau

  2. Tidak ada jenderal yang tangguh dan super cerdas dalam taktik strategi tempur selain beliau itu merupakan karomah yang Allah SWT berikan kepada Khalid bin Walid

  3. Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang termasyhur dan ditakuti di medan tempur. Ia mendapat julukan “Pedang Allah yang Terhunus”. Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang karirnya.

  4. Selain dikenal sebagai Sahabat Nabi, beliau juga dikenal karena taktik militernya dan kecakapan dalam bidang militer. Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya

  5. Setelah membaca artikel ini saya sangat salut terhadap sikap dari Khalid bin Walid yang pemberani dan pandai dalam strategi perang

  6. Sikap pemberani Khalid bin Walid perlu kita jadikan contoh dalam membela agama Islam beliau adalah salah satu sahabat Rasulullah yang di beri julukan”pedang Allah”

    1. Setelah membaca artikel ini saya sangat salut dengan keberanian Khalid bin Walid dalam membela agama Islam , tentu patut kita contoh dalam kehidupan sehari hari dengan prilaku baiknya

  7. Sangat takjub dengan khalid bin walid, semangat untuk masuk islam dan membela islam begitu mengebu gebu. Ini adalah contoh untuo kita, agar selalu membela islam

  8. Sungguh luar biasa khalid bin walid dalam perang, ia mempunyai taktik dan ide yang cemerlang, sehingga ia diberi julukan “Pedang Allah”

  9. Sungguh luar biasa khalid bin walid dalam perang ia mempunyai taktik dan ide yg cemerlang, sehingga ia diber julukan pedang Allah

  10. khalid bin walid ada seorg sahabat Rosulullah saw, memiliki sikap pribadi yg patut kita terapkan dlm kehidupan sehari hari, pada saat perangpun ia memiliki sikap yg sangat berani, dan selalu memiliki strategi perang yg baik

  11. Khalid bin walid ada cerminan bagi seorang muslim yang d mana khalid bin walid rela berperang bagi umat muslim

  12. Dalam artikel ini, Khalid bin Walid adalah salah satu sahabat Rasulullah yg di beri julukan “pedang Allah”. Beliau berani dalam menghadapi dan menumpas kaum kafir, sepenuh hidup nya ia berikan untuk Islam.

  13. Sikap pemberani dari khalid bin walid yang pemberani patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selain pemberani beliau juga dikenal cerdas dalam mengatur strategi perang sehungga beliau dijuluki ” Pedang Allah “

  14. Sebagai seorang Muslim sudah seharusnya kita berperang di jalan Allah, sebagaimana Khalid bin Walid yg memiliki julukan “pedang Allah”, dengan kecerdasan dan taktik jitunya beliau bisa melawan kaum kafir Quraisy

  15. Khalid bin Walid telah masuk Islam. Ia membelakangi tuhan-tuhan nenek moyangnya dan seluruh bentuk pujaan kaumnya. Bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin lainnya ia menyongsong dunia baru. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menakdirkannya berada di bawah panji Rasulullah dan kalimat tauhid.

  16. Sikap pemberani yang dimiliki oleh Khalid bin Walid untuk membela islam patut kita contoh dalam hal hal yang baik di kehidupan kita

  17. Khalid bin Walid yang memiliki julukan Pedang Allah ialah seorang penunggang kuda yang memiliki kegagahan dan keberanian luar biasa untuk menumpas kaum kafir dan membela Islam

  18. Sikap khalid bin walid yang sangat pemberani dalam perang dan sangat pemberani dalam membuat keputusan baru seperti masuk kedalam ajaran islam memang harus kita conto tetapi tidak hanya keberanian nya yang kita conto tp juga kepintarannya. Khalid bin walid juga sangat pemberani dalam mengajak seseorang kepada kebaikan walaupun ia tau ajakannya belum tentu diterima tapi tetap ia sudah mengugurkan kewajiban dan tanggungjwab nya untuk mengajak kebaikan kepda orang.

  19. Saya sangat takjub akan keberanian khalid bin Walid, ia adalah seorang penunggang kuda yang tangguh dan pahlawan suku Quraisy. Khalid bin Walid ialah salah satu sahabat Rasul. diantara sahabat²yang lain, khalid bin walid memiliki kharisma yg gagah perkasa dan juga kecerdasan yg luar biasa, di Medan peperangan. Oleh sebab itu kita sebagai umat Rosulullah SAW. harus mencontoh prilakunya baik dalam sikapnya,kebijakanya,strategi dan juga keputusannya.

  20. Khalid bin Walid adalah seorang penunggang kuda yang tangguh dan pahlawan suku Quraisy. Khalid bin Walid salah satu sahabat Rasul diantara sahabat²yang lain, khalid bin walid memiliki kharisma yg gagah perkasa dan juga kecerdasan yg luar biasa, di Medan peperangan. Oleh sebab itu kita sebagai umat Rosulullah SAW. harus mencontoh prilakunya baik dalam sikapnya,kebijakanya,strategi dan juga keputusannya.

  21. Khalid bin Walid adalah salah satu sahabat Rosulullah, prilaku beliau patut kita contoh dengan membela Islam

  22. Khalid bin Walid adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yg dijuluki Saifullah ( Pedang Allah ), Khalid bin Walid juga seorang penunggang kuda yg tangguh, dan pahlawan suku Quraisy. Sikap Khalid bin Walid patut untuk dicontoh karena dia memiliki sikap pemberani, pandai, dan menumpas kedzoliman.

  23. Khalid Bin Walid adalah panglima perang yang tak terkalahkan setelah Rosulullah SAW, beliau di beri julukan “Pedang Allah ” beliau pandai dalam strategi perang. Dan untuk kita sebagai pembaca artikel ini, kita patut mencontoh kebaikan para sahabat Rosulullah SAW.

  24. Khalid Bin Walid dalah satu sahabat Rasulullah SAW yang di beri julukan “Pedang Allah”. Pandai dalam strategi perang, sigab menumpas bila ada kedzoliman, Sikap berani dalam menghadapi dan menumpas kaum kafir patut kita contoh. Sepenuh hidupnya ia berikan untuk membela islam.

    1. Setelah membaca artikel ini saya pribadi merasa takjub dan bahagia Khalid bin Walid adalah sahabat Rasulullah SAW ia pandai dalam mempersiapkan strategi perang, dengan keberaniannya ia menumpas semua musuh musuhnya jiwa raga nya ia serahkan demi Agama Islam

        1. Khalid bin Walid ia adalah sahabat dari rosulullah SAW beliau sudah banyak mengikuti peperangan untuk membela agama Islam . Keberanian beliau sudah tidak di ragukan lagi sampai sampai banyak bekas luka terkena pedang dan tusukan tombak karena peperangan di tubuh beliau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *