Peringatan Milangkala Desa Subang Kuningan dan Sejarah Berdirinya

Desa Subang Kuningan

[BP] – Tatar Sunda

Beberapa waktu yang lalu diadakan acara peringatan Milangkala ke-390 Desa Subang yang jatuh pada hari Kamis (27/8). 

Pada kegiatan tersebut, Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH., MH., berkesempatan untuk hadir memenuhi undangan panitia peringatan. 

Hadir mendampingi Bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs. H. Hariadi, M.Si, Kadisdikbud Drs. H. Uca Somantri, M.Si., Sekretaris DPMD Drs. Ade Priatna, Kabag Kesra Drs. H. Nurjati, Kabag Prokompim Maman Nurachman, SH, M.Si, Camat Subang Indra Bayu Permana, S.STP, M.Si, Kepala Desa Subang Irin Ismail, Ketua BPD Desa Subang, Perangkat Desa, Panitia Milangkala Desa Subang, Kapolsek, Danramil, dan tokoh masyarakat Desa Subang.

Menurut Ketua Panitia Iman Sukmana S.Pd.I dalam sambutannya menjelaskan bahwa, Milangkala Desa Subang Ke-390 mengusung tema “Ngamumule Lembur Kucara Anu Saluyu Jeung Pamadegan Desa Nyaeta Sugri Walagri Malar Walatra”

Acara peringatan HUT ke-390 Desa Subang yang baru pertama kali dirayakan ini berjalan dengan lancar serta antusiasme masyarakat yang cukup positif. 

Tujuan diselenggarakannya acara ini yaitu untuk mengingat perjuangan leluhur di Desa Subang dalam menjaga dan merawat Desa Subang hingga saat ini.

Dalam sambutan selanjutnya yang disampaikan oleh Ketua BPD Subang Rahman Taopik S.Pd. I menjelaskan sejarah singkat terbentuknya Desa Subang. 

Menurutnya, sejarah awal mula terbentuknya desa tersebut berawal dari seorang laki-laki keturunan kerajaan Mataram yang bernama Raden Wirananggapati yang dikenal dengan nama Raden Mas Wuryah Martapura. 

Dia pernah diangkat sebagai raja Mataram selama satu hari karena saat itu usianya baru 8 tahun. Setelah dewasa ia meminta ijin kepada ibunya untuk mengembara ke tatar Sunda tepatnya di Desa Subang dengan membawa bekal pusaka berupa karembong lokcan sebagai ciri keturunan kerajaan Mataram. 

Disana ia bertemu dengan Ki Jabasraga seorang dalem di wilayah kedaleman Ketug dan menikah dengan putrinya bernama Nyi Suka Inten. 

Suatu waktu Ki Jabasraga mengutus Raden Wirananggapati untuk berkunjung ke kerajaan Mataram II memberikan seba tahunan. 

Namun sekembalinya dari kerajaan Mataram II ia menyampaikan pesan dari sultan pada Ki Jabasraga bahwa ia telah memberhentika dengan hormat Ki Jabasraga sebagai Dalem Ketug karena usianya yang sudah tua dan digantikan oleh Raden Wirananggapati. 

Raden Wirananggapati memerintah Kedaleman Ketug dengan arif dan bijaksana, namun karana Raden Wirananggapati bukan keturunan Ki Jabasraga ia memindahkan pusat pemerintahan kedaleman Ketug ke daerah pertanian di sebelah utara Ketug lama dan sebelah timur Subang (sekarang Cibangsalan). 

Nama kedaleman Ketug tidak digunakan lagi diganti dengan nama Desa Trisuban yang menjadi cikal bakal Desa Subang. 

Perpindahan dari Ketug ke Cibabangsalan sekitar tahun 1630, dan Raden Wirananggapati merupakan Kepala Desa Subang pertama sampai akhir hayatnya. Dia memerintah Desa Subang dari tahun 1630 sampai dengan 1660.

Kepala Desa Subang Irin Ismail dalam sambutannya mengatakan bahwa dia dan masyarakat memiliki keinginan untuk memperingati HUT Desa Subang, sehingga pada tahun 2019 dilaksanakan koordinasi bersama Pemdes dan masyarakat. 

Akhirnya pada tahun 2020 disepakati bahwa tanggal 27 Agustus sebagai hari jadi Desa Subang. Menurutnya Desa Subang memiliki ikon “ngayun”, yang menjadi ciri khas desa ini.

Sementara itu, dalam sambutannya dengan menggunakan Bahasa Sunda Bupati Kuningan memaknai acara peringatan milangkala ini sebagai kegiatan instrospeksi diri mengenai apa yang sudah dibuat dan apa yang sedang direncanakan untuk pembangunan desa.

Bupati mengucapkan selamat hari jadi ke-390 untuk Desa Subang serta harapan terbaik untuk desa ini.

”Abdi ngahaturkeun wilujeng milangkala ka masyarakat Desa Subang nu ka-390. Laksanakeun Pangwangunan dina sagala bidang demi kamajuan Desa Subang. Abdi Percanten ku kompak sareng guyubna masyarakat Desa Subang, pangwangunan nu tos direncanakeun tiasa berjalan sakumaha mestina.”, dikutip dari laman pemkab.

Selanjutnya Bupati Kuningan menghadiri acara peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid Darussalam yang bertempat di blok Sukasari Desa Subang. 

Bupati menyampaikan pesan bahwa masjid merupakan sarana untuk beribadah secara nyaman.

Selain itu Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat Blok Desa Sukasari Desa Subang sehingga pembangunan masjid selesai dilaksanakan. [jayadewata]

Respon (33)

  1. Selamat hari jadi desa Subang Kuningan semoga semakin maju,berkembang dan menjadi kebanggaan warga Jawa Barat

  2. Selamat hari jadi Milangkala desa Subang Kuningan semogaa Makin maju dan selalu melestarikan budaya sesukses selalu

  3. Selamat hari jadi desa subang, semoga mnjdi daerah yang sejahtera ,tetap maju dan berjaya. Dan pastinya selalu meningkatkan kesadaran untuk membangun dan melestarikan budayanya

  4. Semoga Desa Subang Kuningan semakin berkembang dan menjadi lebih baik lagi. Selamat untuk peringatan Milangkala ke-390 Desa Subang Kuningan

  5. Selamat untuk peringatan Milangkala ke-390 Desa Subang Kuningan dan acara ini untuk mengenang perjuangan leluhur. Perjuangan leluhur memang harus dikenang.

  6. Terlebih dahulu saya akan mengucapkan selamat kepada desa subang kuningan, dan semoga desa kuningan bisa menjadi desa yang lebih baik lagi kedepannya dalam segala hal ( hal positif )

  7. Sangat bangga sekali, semoga dengan diperingati Milangkala Desa Subang Kuningan, desa Subang Kuningan bisa lebih baik dan berjaya kedepannya.

    1. Selamat untuk peringatan Milangkala ke-390 Desa Subang Kuningan, tentunya bangga dengan budaya beragam khususnya di tanah sunda, semoga tetap di lestarikan

  8. tentunya bangga dengan budaya beragam khususnya di tanah sunda, semoga tetap di lestarikan terutama saya sebagai generasi milenial yang ingin ikut serta.

  9. semoga budaya sejak terdahulu dijaga tetap di lestarikan terutama dari leluhur, tentunya bangga dengan budaya beragam khususnya di tanah sunda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *