Khalid bin Walid “Pedang Allah” Penakluk Persia Dan Romawi, Panglima Perang yang Tidak Pernah Kalah (4)

Khalid bin Walid

[BP] – Tatar Sunda

Memimpin Sariyyah ke Ukaidir Daumat Jandal

Waktu itu menjelang bulan Rajab tahun 9 Hijriah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Khalid bin Walid memimpin 420 pasukan kaum muslimin menemui Ukaidir bin Abdul Malik dari suku Kindah sebuah suku besar di daerah Yaman. 

Ukaidir merupakan seorang Raja Nasrani di daerah Daumat Jandal. Sebelum berangkat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi berita baik kepada Khalid bahwa ia akan menyerang si Raja yang dalam keadaan lengah dan Khalid akan bisa menangkapnya. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya engkau akan mendapatinya sedang memburu sapi.”

Khalid berangkat memimpin pasukan muslimin menuju Daumat Jandal. Sesampainya di sana, dia sudah bisa mempelajari dan melihat dengan jelas keadaan di dalam daerah tersebut.

Ukaidir bin Abdul Malik merupakan orang yang sangat gemar berburu sapi. Pada malam itu, ketika ia berada di beranda istana bersama istrinya, tiba-tiba ada beberapa ekor sapi yang mendobrak pintu benteng dengan tanduknya. Istrinya memandang dari atas pintu benteng dan menyaksikan ulah sapi-sapi tersebut.

Dengan penuh heran, istrinya bertanya, “Apakah engkau pernah melihat hal seperti ini sebelumnya?”

Ukaidir bin Abdul Malik menjawab, “Belum, demi Tuhan.”

“Lalu siapa yang membiarkan sapi-sapi tersebut lepas?” tanya istrinya lagi.

“Tak ada seorang pun,” jawab Ukaidir,

Ukaidir bin Abdul Malik memerintahkan khadamnya untuk menyiapkan kuda. Kemudian ia bersama beberapa orang keluarganya Hassan keluar untuk memburu sapi-sapi itu.

Khalid bin Walid memanfaatkan kesempatan tersebut. Ia segera mengejar mereka. Setelah melalui sebuah pertempuran, akhirnya ia dapat menawan Ukaidir bin Abdul Malik. Sementara saudaranya Hassan tewas.

Ukaidir bin Malik ketika itu mengenakan jubah dari sutra yang ditenun dengan emas. Para sahabat sangat takjub melihat jubah tersebut. 

Akan tetapi Khalid adalah seseorang yang tidak tertarik pada kesenangan dan perhiasan duniawi. 

Sedikit pun ia tidak bergerak untuk menyimpan jubah mewah tersebut. Ia bahkan langsung mengirim jubah itu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum ia sampai ke Madinah.

Khalid bin Walid datang dengan membawa Ukaidir bin Abdul Malik menghadap Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjamin keselamatannya dan mengadakan perjanjian damai dengan syarat ia mesti membayar jizyah dan menyatakan tunduk kepada Islam. Setelah itu, kemudian Rasulullah membebaskannya dan membiarkannya kembali ke daerahnya. [berbagai sumber: jayadewata]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *