Khalid bin Walid “Pedang Allah” Penakluk Persia Dan Romawi, Panglima Perang yang Tidak Pernah Kalah (5)

Khalid bin Walid

[BP] – Tatar Sunda

Memerangi Orang-Orang Murtad

Berita besar yang datang secara tiba-tiba kepada kaum muslimin dengan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Seperti angin puting beliung, berita yang sangat menyedihkan itu tersebar ke seluruh pelosok dan penjuru Jazirah Arab.

Di sini kemunafikan menampakkan wujudnya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani pun mulai melihat-lihat peluang. 

Ahli kebohongan, baik laki-laki maupun perempuan mulai menyebarkan berita-berita dusta. 

Kelompok-kelompok kaum murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat mulai mempersiapkan diri untuk melancarkan konspirasi berbahaya.

Abu Bakar diangkat menjadi seorang Khalifah untuk memimpin kaum muslimin yang baru saja ditinggalkan kepergian Rasulullah. 

Ketika menerima tanggung jawab kekhalifahan, dirinya bersikap sangat tegas dan menolak segala bentuk kelemahan menghadapi kaum munafik dan kaum murtad.

Abu Bakar ash-Shiddiq menyiapkan pasukan muslimin dan memimpin pasukan secara langsung menuju suku-suku yang murtad dari Bani Abas, Bani Murrah, dan Dzubyah. 

Ia menolak setiap usaha sahabat-sahabat terkemuka untuk menghalangi niatnya atau menyerahkan komando pasukan kepada sahabat yang lain sementara ia tetap tinggal di Madinah dalam kondisi yang sulit itu.

Perang pun berlangsung dengan sengit. Dengan karunia Allah dan keberanian Abu Bakar, kaum muslimin memperoleh kemenangan gemilang dalam perang tersebut. 

Belum berapa lama pasukan muslimin beristirahat di Madinah, Khalifah kembali memanggil mereka untuk bersiap menghadapi perang kedua.

Berita tentang pemberontakan kaum murtad dari waktu ke waktu semakin mengkhawatirkan. 

Akhirnya ash-Shiddiq kembali berniat untuk memimpin pasukan kedua ini secara langsung. Para sahabat terkemuka sudah tidak bisa menahan diri lagi. Mereka telah sepakat agar Khalifah tetap berada di Madinah.

Melihat kesepakatan para sahabat tersebut, khalifah akhirnya bersedia untuk tetap berada di Madinah.

Kemudian ia menoleh pada Khalid bin Walid, sang pedang Allah, pahlawan Islam, panglima jenius, seseorang yang tak pernah absen dari berbagai peperangan dan sangat terlatih serta berpengalaman di arena jihad. 

Khalifah memanggilnya dan ia segera memenuhi panggilan itu. Khalifah menyerahkan komando pasukan kepadanya dan ia taat menerima amanah tersebut.

Setelah itu Khalifah mengumumkan hal tersebut kepada seluruh pasukan. Ia berkata, 

“Berangkatlah dengan nama Allah dengan diiringi keberkahan-Nya. Pemimpin kalian adalah Khalid bin Walid, maka dengar dan patuhlah!”

Setelah itu Abu Bakar minta bicara empat mata dengan Khalid. Abu Bakar berkata, 

“Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hamba Allah dan saudara suatu kaum yang paling baik adalah Khalid bin Walid. Khalid bin Walid adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang dihunuskan kepada kaum kafir dan munafikin.”

Kemudian ia berwasiat kepada Khalid, 

“Wahai Khalid, engkau harus senantiasa bertakwa kepada Allah dan mengutamakan Allah dari apa saja, serta berjihad di jalan-Nya. Sebagaimana engkau lihat, aku telah mengangkatmu sebagai pemimpin terhadap kaum muhajirin dan Anshar yang termasuk ahli Badar.”

Perang Yamamah

Khalid bin Walid membawa pasukannya dari satu peperangan ke peperangan yang lain dan dari satu kemenangan pada kemenangan yang lain sampai pada peperangan yang sangat menentukan, yaitu Perang Yamamah. 

Di Yamamah, Bani Hanifah beserta suku-suku lain yang bergabung dengan mereka telah mempersiapkan pasukan murtad yang paling berbahaya yang dikomandoi oleh Musailamah al-Kadzdzab. 

Baru saja Musailamah mendengar bahwa Khalid bin Walid bersama pasukannya sedang menuju padanya, ia segera mempersiapkan barisan pasukannya dan menjadikannya benar-benar menjadi bahaya serta musuh yang menakutkan bagi muslimin.

Khalid bin Walid berhenti di daerah berpasir di perbatasan Yamamah. Musailamah datang dengan penuh congkak dan sombong. Jumlah pasukannya sangat banyak dan panjang seolah-olah barisan itu tak berujung. Khalid menyerahkan bendera dan panji pada masing-masing komando sayap pasukan.

Kedua pasukan pun bertemu. Dimulailah peperangan yang sangat menegangkan. Berturut-turut syuhada muslimin berguguran. 

Khalid segera menyadari keunggulan musuh dari segi jumlah. Akan tetapi dengan pandangan yang dalam dan cerdas, ia menangkap satu titik kelemahan dalam pasukannya, yaitu kebanyakan mereka adalah Arab Badui yang baru masuk Islam. 

Kemudian Khalid menyeru, “Wahai kaum Anshar!”, kaum Anshar datang kepadanya satu demi satu.

Kemudian ia menyeru lagi, “Wahai kaum Muhajirin!” kaum Muhajirin pun berkumpul di sekitarnya. 

Lalu ia ulang kembali formasi pasukannya di medan perang. Ia tempatkan pasukan dari Arab Badui di bagian belakang. Kemudian ia menyeru, 

“Kalian semua jagalah jarak dari yang lainnya. Hari ini kita akan menyaksikan kehebatan masing-masing kelompok”.

Mereka mengambil jarak satu sama lain. Kaum Muhajirin berada di bawah satu panji dan kaum Anshar juga berada di bawah satu panji. 

Dalam hitungan beberapa menit saja arah peperangan berubah. Sekarang pasukan Musailamah yang jatuh berguguran bagaikan laron yang berjatuhan. 

Medan pertempuran telah dipenuhi oleh mayat pasukan Musailamah Sang Nabi Palsu, sampai akhirnya Sang Nabi Palsu ini ikut binasa di tangan pasukan kaum muslimin. [berbagai sumber: jayadewata]

Respon (34)

  1. Dari artikel ini banyak nilai yang bisa ambil bagi kita generasi muda, sangat menginspirasi , dan kita harus meneladani sifat beliau

  2. dari artikel tersebut kita dapat meneladani dan memContoh sikap Khalid Bin Walid untuk pantang menyerah berani membela kebenaran dan agama islam dan bahwa dalam melakukan sesuatu harus dipikirkan dengan baik baik

  3. Dari cerita di atas saya mengutip, bahwa lebih baik pakai otak daripada otot. Karena percuma jika hanya mengandalkan otot tanpa otak semuaa nyaa akann sia siaa

    Reply

  4. Dari artikel diatas menambah wawasan saya dan banyak sifat positif yang harus di teladani, tentang betapa mulia dan cerdasnya khalid bin walid sebagai pedang allah

    1. Semoga kita dapat mengikuti sikap yang dimiliki Khalid bin Walid, karena banyak sekali hal terpuji ya ia lakukan. Beliau adalah sosok orng yang cerdas

  5. Ini adalah suatu ilmu tambahan bagi saya pribadi, untuk bisa tau akan Khalid Bin Walid atau sebagai pedang allah, dan artikel ini bisaa kita teladani atau juga biaa di amalkan kepada yang belum tahu tentang siapa Khalid Bin Walid

  6. Sangat salut dengan kemuliaan dan kecerdasan beliau, prilaku tersebut bisa menginspirasi para generasi untuk mencontohnya dan menerapkannya

  7. Menyenangkan sekali bisa tahu dan dan mengerti akan kisah di atas artikel ini membantu saya mendapatkan wawasan yang tidak bisa saya baca di dalam buku karena terlalu banyak kisah didalamnya.
    Cerita di atas memberikan inspirasi dan juga motivasi kepada saya.

  8. Subhanallah….
    Menyenangkan sekali bisa tahu dan dan mengerti akan kisah di atas artikel ini membantu saya mendapatkan wawasan yang tidak bisa saya baca di dalam buku karena terlalu banyak kisah didalamnya.
    Cerita di atas memberikan inspirasi dan juga motivasi kepada saya.

  9. Masyaallah sungguh hebat sekali khalid bin walid ini,sikap nya yang tenang dan berpikir cepat mengagumkan sekali.

  10. dari artikel ini kita dapat meneladani sikap Ali bin Walid untuk pantang menyerah berani membela kebenaran dan agama Islam dan dalam melakukan sesuatu harus dipikirkan dengan baik.

  11. dari artikel ini kita dapat meneladani sikap Khalid Bin Walid untuk pantang menyerah berani membela kebenaran dan agama islam dan bahwa dalam melakukan sesuatu harus dipikirkan dengan baik

  12. dari artikel ini kita dapat meneladani sikap Khalid Bin Walid untuk pantang menyerah berani membela kebenaran dan agama islam dan bahwa dalam melakukan sesuatu harus dipikirkan dengan baik

  13. dari artikel ini kita dapat meneladani sikap Khalid Bin Walid untuk pantang menyerah, berani membela kebenaran dan agama islam,dan bahwa dalam melakukan sesuat harus dipikirkan dengan baik.

  14. Sebagai Umat Muslim Kita Harus bersyukur karena pada zaman dulu nabi dan parasahabat nya memperjuangkan agama islam , contoh nya khalid bin walid dan para sahabat nya berperang demi menegakkan agama islam dari kekejaman kaum musyrikin , khalid bin walid yang berani , pola pikir yang cerdas , tawakkal dan istiqomah hingga menyapu bersih kaum musyrikin dengan pedang nya , hingga khalid bin walid di juluki sebagai ” Pedangnya nya allah swt”TAKBIRRR ALLAHHUAKABAR

  15. Dari artikel ini banyak sekali pelajaran yang dapat diambil. Saya salut kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Khalid bin Walid,dimana mereka dalam memimpin suatu pasukan atau kelompok itu harus memiliki ketegasan dan kecerdasan. Agar bisa menjalankan strategi yang telah di rancang.

  16. Dari artikel ini banyak sekali pelajaran yang dapat diambil. Dan saya sangat salut kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan juga Khalid bin Walid ini. Kita jadi tau bahwa dalam memimpin suatu pasukan ataupun suatu kelompok itu adalah memiliki ketegasan dan kecerdasan agar kelompok kita menjadi yang terbaik atau menang dalam sebuah peperangan.

  17. Dari cerita di atas saya mengutip, bahwa lebih baik pakai otak daripada otot. Karena percuma jika hanya mengandalkan otot tanpa otak

  18. Dalam kisah ini banyak sekali sikap positif yang bisa kita ambil serta pelajari dari Abu Bakar yang merupakan seorang Khalifah pemimpin kaum muslimin, serta dari Khalid bin Walid yaitu panglima jenius, seseorang yang tak pernah absen dari berbagai peperangan . Karena berkat pandangan dan kecerdasannya, ia dapat menangkap satu titik kelemahan dalam pasukan musailamah yang sombong. Hingga Akhirnya kaum muslimin pun menang dalam melawan pasukan musailamah tersebut.
    Artikel ini dapat memberikan banyak pelajaran serta wawasan untuk kita terhadap agama Islam pada jaman nabi dahulu.

  19. Dalam kisah ini banyak sekali sikap positif yang bisa kita ambil serta pelajari dari Abu Bakar yang merupakan seorang Khalifah pemimpin kaum muslimin, serta dari Khalid bin Walid yaitu panglima jenius, seseorang yang tak pernah absen dari berbagai peperangan . Karena berkat pandangan dan kecerdasannya, ia dapat menangkap satu titik kelemahan dalam pasukan musailamah yang sombong. Hingga Akhirnya kaum muslimin pun menang dalam melawan pasukan musailamah tersebut.
    Artikel ini dapat memberikan banyak pelajaran serta wawasan untuk kita terhadap agama Islam pada jaman nabi dahulu.

  20. Dari cerita diatas saya bisa menyimpulkan bahwa peperangan bukan dilihat dari jumlah pasukan atau kecanggihan senjata atau yang lainnya, melainkan kita harus memakai taktik perang dan harus pandai melihat kelemahan musuh.

  21. Sangat salut dengan kecerdasan dan kemuliaan khalid . Dari sini kita belajar banyak seperti bagaimanapun banyak nya musuh tapi bila kita mengatur strategi yang baik maka itu bukan jadi penghalang…. Semoga kita bisa meladani sifat khalid bin walid.

    1. Subhanallah , sangat sangat inspirasi sekali bagi kalangan muda mudi bangsa untuk mencontoh keimanan , kecerdasan, dan kemuliaan khalid bin walid sebagai pedang allah , semoga kita meneladani sifat Khalid bin Walid ini , aamiin , tetap ibadah sujud kepada allah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *