Gejolak Dan Bara Api Kian Memanas Di Laut Mediterania

Angkatan Laut Turki

[BP] – Tatar Sunda

Saat ini Turki melawan strategi pengepungan kekuatan regional dan global dengan membuat kesepakatan maritim dengan Libya, hal tersebut telah membuat takut kekuatan regional dan global.

Seperti yang kita ketahui, Laut Cina Selatan dan Mediterania mungkin terpisah ribuan mil, tetapi perairan kedua lautan ini benar-benar bergolak oleh kepentingan banyak negara di dunia.

Negara-negara besar saling memamerkan kekuatan militernya untuk mengakomodir kepentingan strategis mereka akibat penemuan besar cadangan minyak dan gas di kawasan tersebut.

Sekian tahun, negara-negara yang bertentangan dengan kepentingan Turki telah menggunakan Laut Mediterania untuk melakukan pengepungan di seluruh negeri Ottoman tersebut. 

Ketika mencoba untuk memutuskan rangkaian mutiara yang dijalin, langkah cerdas Turki untuk menyelesaikan kesepakatan batas maritim dengan Libya pada November tahun lalu telah membuat banyak pemain global dan regional kebakaran jenggot, yaitu Yunani, Prancis, Israel, Mesir dan Amerika Serikat.

Banyak dari mereka menyuarakan penentangan terhadap hak kedaulatan kedua pemerintah untuk mencapai kesepakatan, karena telah melanggar strategi pengepungan Yunani di Mediterania Timur.

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang sekarang disepakati oleh Ankara dan Tripoli juga akan memutus rute pipa Mediterania Timur atau jalur pipa EastMed yang rencananya akan dibangun oleh Siprus, Yunani, dan Israel untuk menghubungkannya hingga Eropa.

Menurut Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982, negara berdaulat memiliki hak khusus terkait eksplorasi dan penggunaan sumber daya laut, termasuk produksi energi dari air dan angin hingga 200 mil laut dari pantainya. 

Klaim yang saling tumpang tindih, membuat prinsip ini tidak mungkin diterapkan ke Mediterania.

Tetapi ketentuan dari konvensi yang sama juga menyerukan penunjukan pulau utama dari mana jarak dapat diukur, dan bukan dari pulau-pulau kecil seperti yang diyakini Yunani.

Para ahli percaya bahwa pendekatan ini didasarkan pada pendirian bahwa sebuah pulau kecil mungkin kekurangan sumber daya yang cukup untuk menjaga dan mengembangkan laut dan oleh karena itu mereka harus memiliki yurisdiksi hanya atas wilayah kecil.

Mengklaim ZEE yang lebih besar untuk pulau-pulaunya, Yunani, yang melanggar prinsip ini, mencoba memperluas hingga ke bagian-bagian wilayah laut yang disepakati oleh Turki dan Libya.

Argumen Yunani soal batas teritorial lautnya akan menyusutkan garis pantai Turki dan membuatnya terbatas pada pantai selatannya saja.

Saat ini Mediterania Timur diyakini memiliki sekitar 4,5 persen dari total cadangan gas alam di dunia. 

Jadi sangat wajar akan banyak kekuatan besar dunia yang akan ikut terlibat dan memanaskan suasana di Laut Mediterania. [berbagai sumber: jayadewata]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *