Komnas HAM Meminta Pilkada 2020 Harus Ditunda

Komnas HAM
ilustrasi.net - pakuan

[BP] – Tatar Sunda

Dalam salah satu pernyataannya, pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah 2020 harus ditunda setidaknya sampai situasi penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan.

Menurut Tim Pemantau Pilkada 2020 Komnas HAM, Hairansyah mengatakan penundaan ini perlu dilakukan mengingat situasi darurat Covid-19 saat ini.

Melalui siaran persnya pada hari Jumat lalu, Hairansyah  mengatakan Pemilu yang dilakukan secara periodik bebas dan adil tetap menjadi suatu hal yang penting, namun harus lebih memperhatikan kesehatan dan keamanan publik.

Dalam hal ini, Komnas HAM menilai penundaan Pilkada 2020 memiliki landasan yuridis yang kuat dan apabila tetap dilaksanakan justru berpotensi melanggar HAM seperti hak untuk hidup, hak atas kesehatan, dan hak atas rasa aman masyarakat.

Lebih lanjutnya dia mengatakan proses dan tahapan yang telah berjalan dapat tetap dinyatakan sah dan berlaku untuk memberi kepastian hukum bagi para peserta Pemilihan Kepala Daerah 2020.

Proses pemungutan suara Pilkada 2020 rencananya akan digelar pada 9 Desember 2020 dan akan melibatkan sekitar 100 juta pemilih di 270 daerah pemilihan

Sampai saat ini, Komisi Pemilihan Umum telah menerima pendaftaran dari 728 bakal pasangan calon.

Sebanyak 59 bacalon diantaranya telah terkonfirmasi positif Covid-19, dan jumlah ini belum termasuk dengan jumlah penyelenggara yang positif seperti anggota KPU dan Badan Pengawas Pemilu.

Berdasarkan data yang ada, sebanyak 70 orang pengawas pemilu di Boyolali dinyatakan telah positif terinfeksi Covid-19.

Sampai saat ini, Bawaslu telah mencatat ada lebih dari 200 pelanggaran protokol kesehatan pada saat pendaftaran bakal pasangan calon.

Menurut Hairansyah, semua itu menunjukkan bahwa  klaster baru dalam pelaksanaan Pilkada memang benar ada.

Selain itu, protokol kesehatan yang diwajibkan dalam setiap tahapan belum maksimal dan banyak potensi terjadi pelanggaran. [jayadewata]

Respon (12)

    1. leres pisan akang-akang sareng teteh sadayana,, sok hayang seuri lamun ningali calon bupati daratang ka lembur,,, ngadadak siga nu enya bageur, prakna mah teuing,,tapi lumayan we lamun mere duit mah, bawa lah, hareupen mah enya we lah ngadukung kituh teu kudu riweuh

      1. usum korona bari teu boga gawe model kieu, kadatangan calon bupati sok kenal sok dekat pedah aya butuhna, asa asa hayang kumahaaaaaaaaaaa kitu euy,,,,, hayang nalapung

  1. naon untungna pilkada keur jalma leutik model urang” mah,,,,, calon bupati rame datang pas butuh jeng hayang kapilih hungkul,,,, geus meunang mah tara inget.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *