[BP] – Tatar Sunda
Beberapa waktu yang lalu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dan Kepala Staf Umum Jenderal Yasar Guler, bersama dengan perwira militer lainnya, mengunjungi markas pasukan elit Komando Serangan Bawah Air (SAT) yang dikenal sebagai Pahlawan Kardak.
Kunjungan ini merujuk pada perkembangan terkini di kawasan laut Mediterania Timur yang sedang bergolak.
Kawasan laut Mediterania Timur saat ini menjadi ajang rebutan dan perselisihan antara pihak Ankara dan Athena akibat batas laut di kawasan yang diperkirakan kaya akan minyak dan gas.
Perselisihan antara kedua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO ini makin diperparah dengan keterlibatan Perancis dan Italia yang memihak Yunani dan masuknya Rusia yang cenderung memihak Turki.
Dalam kunjungan ke markas pasukan komando Turki ini, Akar mengatakan bahwa ada negara-negara yang mencoba melakukan intervensi soal laut Mediterania, dimana Turki sebagai negara berdaulat tidak bisa menerimanya.
Akar, Guler dan staf lainnya mengamati latihan militer yang dilakukan oleh tim SAT.
Perselisihan selama puluhan tahun antara Turki dan Yunani atas pulau kecil Kardak yang tidak berpenghuni membawa kedua negara ke pintu konflik bersenjata pada tahun 1996.
Turki merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania di mana beberapa waktu yang lalu telah mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi energi di landas kontinennya.
Hal ini telah membuat Yunani berang dan meminta Turki untuk menghentikan kegiatannya, sehingga menimbulkan ketegangan di kawasan tersebut. [jayadewata]
turki pengalaman perangnya dah teruji dari zaman dulu pe sekarang, yunani bisa jd perkedel kalo jd perang sama turki
perang bantal sama guling
hadeeeeuh itu judul,, bombastis banget
bacot doang!