Militer Azerbaijan Akan Membalas Serangan Armenia

Azerbaijan ancam balas Armenia
ilustrasi.net - pakuan

[BP] – Tatar Sunda

Hubungan antara Azerbaijan dan Armenia semakin memanas. Belum lama ini, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengutuk serangan tentara Armenia terhadap pasukan negaranya pada Minggu pagi.

Aliyev mengatakan mereka yang mencoba mengintimidasi negaranya akan segera mendapatkan penyesalan.

Presiden Azerbaijan dalam pidatonya mengumumkan angkatan bersenjata Armenia menembaki permukiman Azerbaijan dari beberapa arah dengan menggunakan berbagai jenis persenjataan, termasuk artileri berat.

Menurutnya, tembakan pihak musuh akibatkan korban penduduk sipil dan prajurit Azerbaijan. Sementara itu beberapa orang dikabarkan terluka.

Aliyev bersumpah untuk membalas darah para korban, dengan mengatakan tentara Azerbaijan akan terus melakukan pembalasan terhadap militer Armenia.

Lebih lanjut, Aliyev menegaskan banyak unit peralatan militer Armenia telah dihancurkan.

Pemimpin Azerbaijan itu menambahkan bahwa selain melakukan serangan yang mematikan itu, pihak Armenia tetap melanjutkan pemukiman ilegal di wilayah Azerbaijan yang dipersengketakan yaitu Karabakh.

Pada bulan Juli ini, tentara Armenia telah menyerang posisi pasukan pemerintah Azerbaijan dengan tembakan artileri dan mengakibatkan 12 tentara Azerbaijan terbunuh termasuk perwira tinggi serta melukai empat tentara. Seorang warga sipil juga dilaporkan menjadi korban dalam serangan itu.

Pada 21 September, bentrokan di wilayah yang sama kembali terjadi di mana seorang tentara Azerbaijan menjadi korban tewas dan seorang lainnya terluka.

Sejak 1991, militer Armenia secara ilegal menduduki Karabakh Atas, atau wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta keputusan banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan Armenia dari Karabakh Atas dan tujuh wilayah Azerbaijan lainnya yang diduduki.

Terkait konflik tersebut, OSCE Minsk Group yang diketuai bersama oleh Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat dibentuk untuk menemukan solusi damai atas konflik kedua negara itu, akan tetapi belum mendapatkan hasil dan solusi apa pun. [jayadewata]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *