Pertempuran Berlangsung Sengit Di Perbatasan Azerbaijan Dan Armenia

Perang Perbatasan
ilustrasi.net - pakuan

[BP] – Tatar Sunda

Dalam salah satu pernyataannya, pihak Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pertempuran hebat terjadi di garis depan Armenia-Azerbaijan sepanjang malam.

Dalam pernyataan pada Selasa pagi itu, pihak kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan bahwa pasukan Armenia sedang berusaha untuk mengambil kembali posisi mereka yang hilang di wilayah perbatasan Fuzuli-Jabrayil dan Agdere-Terter.

Namun, menurut pernyataan itu, tembakan balasan yang gencar dan perlawanan hebat dari pasukan Azerbaijan telah berhasil menggagalkan upaya mereka.

Tembakan gencar dan perlawanan pasukan Azerbaijan yang didukung pemboman udara oleh jet-jet tempur Azerbaijan telah berhasil menghancurkan konvoi kendaraan lapis baja Armenia yang berangkat dari Desa Madagiz.

Selain itu, tentara Azerbaijan juga berhasil menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja  Armenia di dekat Fuzuli-Jabrayil dan menewaskan 10 tentara lawan.

“Operasi untuk membersihkan kota Fuzuli dari pasukan Armenia sedang berlangsung dan empat tank Armenia dihancurkan pagi ini,” kata kementerian itu dalam pernyataan terpisah, dikutip dari anadolu.

Militer Armenia kemudian menyerang Kota Dashkesen di bagian barat Azerbaijan yang, menurut pihak Azerbaijan akan segera dibalas dengan kekuatan militer mereka.

Bentrokan perbatasan meletus dengan sengit Minggu pagi setelah pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil dan posisi militer Azerbaijan di wilayah tersebut.

Sejak itu, ketegangan terus meningkat dan Turki terus menegaskan dukungannya untuk Azerbaijan.

Dalam hal ini, pihak Uni Eropa, Rusia, NATO dan banyak pihak lainnya mendesak penghentian segera bentrokan di sepanjang perbatasan kedua negara tersebut.

Hubungan antara kedua negara bekas pecahan Uni Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara sah oleh internasional.

Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan dari wilayah tersebut.

OSCE Minsk Group yang diketuai bersama oleh Perancis, Rusia dan AS dan dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai bagi konflik tersebut, akan tetapi tidak berhasil menemukan solusi perdamaian. [jayadewata]

Respon (14)

  1. Semoga segera BerAkhir pertempuranNya, dan Keadaan menjadi normal kembali..karna ga baik musuh2 an teh, dan semoga cepat2 BerDamai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *