Vladimir Putin Nyatakan Konflik Bersenjata Bukan Di Wilayah Armenia

Vladimir Putin
ilustrasi.net - pakuan

[BP] – Tatar Sunda

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa bentrokan militer antara Armenia dan Azerbaijan tidak terjadi di wilayah Armenia.

“Kami sangat menyesal, pertikaian berlanjut hingga hari ini, dan itu tidak dilakukan di wilayah Armenia,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin dikutip dari saluran lokal Rossiya 24.

“Ini adalah tragedi. Kami sangat khawatir, karena Azerbaijan, Armenia, dan Nagorno-Karabakh [Karabakh Atas] adalah wilayah yang tidak asing bagi kami,” ungkap Putin.

Putin mengatakan bahwa sekitar dua juta orang Azerbaijan dan lebih dari dua juta orang Armenia saat ini tinggal dan hidup di Rusia.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa banyak warga Rusia yang menjaga hubungan persahabatan dan kekeluargaan dengan kedua republik itu. Ini tentu saja tragedi besar. Masyarakat menjadi korban. Ada kerugian besar di kedua belah pihak.

Dirinya berharap bentrokan akan segera berakhir, dan ada gencatan senjata secepat mungkin.

Putin mengungkapkan bahwa tampaknya keadaan masih jauh dari penyelesaian konflik secara penuh.

Dia mengatakan bahwa Armenia adalah anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, dan Rusia memiliki komitmen terhadap Armenia sebagai bagian dari perjanjian tersebut.

Saat ini Armenia merupakan  anggota aliansi militer dari enam negara bekas Soviet, termasuk Rusia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Selain itu Rusia juga memiliki pangkalan militer di Armenia.

Lebih lanjut Putin mengatakan pihaknya akan selalu memenuhi dan akan terus memenuhi kewajiban mereka.

Saat ini, bentrokan sedang berlangsung dimulai sejak 27 September, ketika pasukan Armenia menyerang pemukiman sipil dan militer Azerbaijan di wilayah tersebut, yang menyebabkan korban jiwa.

Hubungan antara dua negara bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Banyak kekuatan dunia telah menyerukan gencatan senjata segera. Sementara itu, Turki tetap mendukung hak Azerbaijan untuk membela dirinya. [jayadewata]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *