[BP] – Tatar Sunda
Cianjur, – Jum’at (16/10), seorang kakek paruh baya bernama Rustandi alias bah Nunun (65) seorang penjaga kuburan di Gg. Sanusi, Kampung Tugu RT. 03/18, Kelurahan Sayang, Cianjur. Tinggal di rumah yang tidak layak huni berukuran 2 x 2 meter.
Untuk bertahan hidup, ia mengandalkan dari pemberian orang-orang yang berziarah ke makam salah satu familinya yang sudah meninggal dunia. Selain daripada itu demi sesuap nasi, bah Nunun terkadang mulung paku atau benda-benda di selokan untuk dijualnya di tempat rongsokan.
“Yang ziarah itu kan nggak tiap hari ada, kalaupun ada mereka nggak semuanya ngasih. Buat abah mah (bahasa sunda/red*), bersih-bersih area pemakaman ini sudah jadi kebiasaan,” aku bah Nunun saat dikunjungi #Pemuda hijrah dalam program Jum’at Berbagi (Jumba), Jum’at (16/10) kemarin.
Pada kesempatan itu, bah Nunun sedikit bercerita tentangnya, yakni sekitar kurang lebih 4 tahun yang lalu rumahnya ludes dilalap sijago merah.
“Bisa tinggal ditempat ini, meski tanpa kamar mandi dan dapur abah sudah bersyukur. Kalau nggak ada kebijakan dan kebaikan para tokoh disini, mau tinggal dimana,” ungkapnya seraya berkaca-kaca dimatanya.
Ya, meskipun dalam keadaan seperti itu bah Nunun masih bisa bersyukur, karena masih ada yang peduli. Sebab kalau harus bekerja mengumpulkan uang untuk membangun rumah sudah tak mungkin, mengingat usianya yang sudah tua renta.
”Kakek tidak mau menggantungkan hidup pada orang lain, di usia yang sudah senja ini kakek hanya ingin hidup lebih bermanfaat buat orang lain. Seperti yang dilakukan saat ini, karena mungkin setiap pihak keluarga almarhum/almarhumah tidak selalu merawat makam keluarganya setiap hari,” ungkapnya.
Terakhir, bah Nunun menyampaikan, selagi ada kesempatan untuk mengabdi pada orang lain, maka lakukanlah sebelum kita dipanggil Yang Maha Kuasa.
”Terima kasih nak, abah bangga ada anak muda yang berjiwa seperti ini. Mudah-mudahan apa yang diinginkan bisa segera tercapai. Jangan pernah ragu berbuat kebaikan, karena Alloh akan membalasnya dengan berlipat-lipat pahala, amin,” kata bah Nunun seraya meneteskan air matanya. [sr]