Jangan Mendengar Katanya Tapi Lihat Nyatanya Kehidupan Malam Cianjur

Berbagi Rezeki
photo.dok - pakuan

[BP] – Tatar Sunda

Cianjur, – Di suatu malam yang dingin dengan rintik hujan yang turun membasahi kota Cianjur, tampak beberapa orang pemuda menyusuri sudut kota Cianjur yang mana potret-potret buram kota yang dulunya terkenal sebagai kota Santri ini nyata dan tampak jelas.

Para pemuda ini tidak membawa motor dengan knalpot yang bersuara memekakan telinga, atau senjata tajamĀ  dan bendera kelompok tertentu dengan tujuan pamer kekuatan dan arogansi.

Mereka hanyalah sekelompok pemuda yang yang bermodalkan sejumlah nasi bungkus dengan lauk alakadarnya sebagai senjata utamanya.

Tapi dengan senjata itulah mereka menyerang hati dari orang-orang yang terbuang dalam kehidupan.

Nasi bungkus yang terlihat sederhana itu ternyata mampu membangkitkan sebuah suasana yang penuh keakraban. dimana mereka satu sama lain saling merangkul dan menghargai.

Mata kosong orang-orang terbuang ini berubah dengan sekejap, tampak berbinar bahagia seolah tak percaya atas rezeki yang datang tiba-tiba dan tak terduga di tengah malam yang gelap gulita.

Tak perlu banyak kata terucap, tak perlu banyak janji terlontar untuk sekian tahun ke depan, sebab hati dan perasaan semua orang dimanapun sama.

Mereka tak meminta banyak dari pemerintah dan kaum berada, yang diinginkannya tak lain adalah perhatian dan pengakuan.

Bukankah penanganan fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara, yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah turunan dari Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). [sr/jayadewata]

Respon (50)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *