Rusia Memperingatkan Bahwa Laut Hitam Bukan Tempat Bermain

IMG 20210707 012426
Ilustrasi.Net - Belgorod, Kapal Selam Nuklir terbesar di dunia milik Rusia

Moscow, Bewara Pakuan – Para negara provokator yang terus memainkan permainan mereka di Laut Hitam, akan mendapatkan balasannya, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam sebuah wawancara dengan jurnal International Affairs pada hari Selasa, mengomentari insiden dengan kapal perang Inggris, dilansir dari TASS.

Diplomat senior Rusia ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam permainan ini adalah provokator 

Ryabkov memperingatkan bahwa resiko konflik dapat meningkat lebih lanjut, karena Laut Hitam bukanlah tempat untuk dijadikan ajang permainan.

Penggunaan kekuatan terhadap penyusup perbatasan negara adalah masalah keputusan politik, kata wakil menteri luar negeri Rusia.

Menurutnya apa yang dijabarkan di Direct Line dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan bahwa seluruh masalah ini benar-benar serius.

IMG 20210707 012334
Ilustrasi.Net – Peluncuran Rudal balistik antar benua dari kapal selam Rusia

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa inti masalahnya adalah Inggris Raya dan Amerika Serikat berusaha untuk menjadi calo ke Kiev bahkan dalam situasi yang penuh dengan konflik. 

Menurutnya potensi konflik yang tinggi dan berbahaya dari topik ini jelas bagi semua orang.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada 23 Juni bahwa Armada Laut Hitam bersama dengan penjaga perbatasan dari Layanan Keamanan Federal (FSB) menghentikan pelanggaran perbatasan negara oleh kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Inggris HMS Defender di Cape Fiolent di Laut Hitam dekat perairan Crimea.

Kapal perang Inggris berlayar tiga kilometer ke perairan teritorial Rusia. Akibatnya sebuah kapal penjaga pantai Rusia melepaskan tembakan peringatan, sementara sebuah jet tempur Su-24M menjatuhkan bom di sepanjang jalur kapal perang Inggris untuk mengusirnya dari perairan Crimea.

Kementerian Pertahanan Rusia mengecam operasi kapal perusak Inggris sebagai pelanggaran berat terhadap Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan mendesak pihak Inggris untuk menyelidiki tindakan awak kapal perang HMS Defender.

Penulis: Jayadewata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *