Hamtramck, Kota Pertama Amerika Serikat Berpenduduk Mayoritas Muslim

IMG 20210710 111620
Kota Hamtramck - Net

Bewara Pakuan – Hamtramck (dibaca Hemtremik) secara resmi dinyatakan sebagai kota Amerika Serikat pertama yang berpenduduk mayoritas Muslim pada 2014.

Kota ini pada 1970-an sebelumnya dikenal sebagai kota yang 90 persen mayoritas penduduknya keturunan Polandia. 

Namun angka itu berubah pada 2000-an, ketika banyak imigran Muslim dari Yaman, Bangladesh dan Bosnia hijrah ke sana.

Berdasarkan hasil sensus 2016, Hamtramck tercatat hanya memiliki 10 persen penduduk keturunan Polandia. 

Sementara, persentase warga Muslim melonjak menjadi 60 persen. Tidak heran bila berjalan-jalan di kota berpenduduk sekitar 24.000 orang itu, akan banyak ditemui sejumlah wanita yang mengenakan burqa, dan menemukan banyak restoran yang menyajikan makanan halal, dilansir dari VOA.

Menurut Shaffwab Ahmed, seorang pemuda yang sering terlibat dalam kegiatan sosial di kota itu, proses kota itu menjadi kota yang mayoritas penduduknya Muslim tidaklah mulus. 

Warga keturunan Polandia banyak meninggalkan Hamtramck karena Islamophobia. 

Pada 2015, kekhawatiran semakin menjadi-jadi, setelah mayoritas anggota dewan kota adalah Muslim. 

Bahkan sempat muncul kekhawatiran bahwa kota itu akan menerapkan hukum Islam, atau Syariah.

“Mereka berasumsi bahwa karena kami berada di sini maka bar-bar akan ditutup, hukum Syariah akan diberlakukan, dan lain-lain. Saya kira mereka tidak mengerti bahwa mayoritas anggota dewan kota Hamtramck adalah Muslim, dan dewan kita tidak melakukan perubahan apa-apa yang membuat kota ini lebih bernuansa Muslim,” kata Ahmed.

Meski hanya sedikit warga Amerika keturunan Polandia di kota itu, posisi walikota dipegang oleh perempuan keturunan Polandia. 

Karen Majewski, demikian nama wali kota itu, bahkan kini memimpin pada masa jabatan keempat.

Majewski mengakui bahwa ada friksi ketika kota itu secara perlahan berubah menjadi kota yang mayoritas penduduknya Muslim.

“Etnisitas dan keberagaman menjadi ciri khas kota ini. Sesuatu yang kita harga. Memang praktiknya tidak selalu mudah di dunia nyata. Tapi paling tidak kami berusaha untuk berinteraksi satu sama lain sebagai satu kesatuan masyarakat,” kata Majewski.

Namun ia juga mengakui secara perlahan, masyarakat kota itu mau menerima kehadiran Muslim.

“Ada suasana penerimaan seiring berjalannya waktu. Mereka secara perlahan menerima kehadiran Muslim. Dan ini yang membuat kita berpotensi untuk dijadikan kota contoh mengenai interaksi dalam keberagaman,” kata Majewski.

Bisnis kecil seperti restoran yang menyajikan makanan Yaman menggantikan restoran Polandia Amerika yang pernah mendominasi pusat Kota Hamtramck, Michigan.

Dulu, tepatnya pada 2014, warga Muslim masih minoritas. Namun jumlahnya kian membengkak, dan dewan kota sempat mengeluarkan peraturan yang melarang masjid memasang suara adzan secara keras. 

Peraturan itu masih berlaku, namun masyarakat tidak keberatan jika suara azan dikumandangkan secara keras pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Seorang pemilik bar dan restoran khas Polandia di Hamtramck bernama Carolyn Wietrzykowski mengakui bahwa awalnya ada reaksi penolakan warga non-Muslim terhadap para pendatang Muslim. Namun, katanya, itu sudah menjadi cerita lama.

Kota Hamtramck berukuran sangat kecil, sekitar 5 kilometer persegi. Nama kota itu diberikan sesuai nama tentara Kanada keturunan Perancis yang menemukannya. 

Kota itu dikelilingi oleh Detroit. Menurut Dawud Walid, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR) cabang Michigan, saat ini ada delapan masjid di kota itu.

IMG 20210710 111654
Salah satu Islamic Center di Hamtramck – Net

Banyak warga Hamtramck kini bangga dengan keberagaman di kota itu. Menurut Piast Institute, sebuah pusat riset nasional Polandia di AS, ada lebih dari 30 bahasa kini bisa didengar di sekolah-sekolah di kota itu. 

Mengingat tingginya warga keturunan Arab, bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat populer selain Inggris. 

Selain warga keturunan Yaman, Bangladesh dan Bosnia, kota itu juga kini mulai ramai didatangi pendatang keturunan Ukraina.

Meningkatnya jumlah pendatang Muslim sebetulnya tidak hanya dialami Hamtramck, beberapa kota di dekatnya seperti Dearborn, menghadapi fakta serupa. 

Data sensus terakhir menunjukkan, kota ini tercatat sebagai kota di Amerika yang paling banyak dihuni Muslim.

Warga setempat sering menganjurkan turis singgah di Taman Paus, sebuah taman kecil yang didedikasikan untuk menghormati kunjungan Paus Yohanes Paulus II keturunan Polandia pada 1987 ke kota itu.

Saat ini, para turis yang datang ke kota tersebut bisa menikmati makanan khas Polandia di Restoran Polish Village atau makanan halal di Kafe Aladin yang menawarkan samosa hangat, ikan goreng ala Bengali, dan teh manis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *