Bewara Pakuan – Bulan puasa 2020 lalu, jutaan penduduk Amerika yang beragama Islam merayakannya dengan berpuasa, salat tarawih dan berdoa bersama.
Hanya saja dibandingkan dengan bulan puasa tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan warga Muslim itu harus melaksanakannya secara virtual karena adanya pandemi virus corona.
Perdebatan politik di Amerika tentang dampak imigrasi orang-orang yang beragama Islam ke Amerika sudah berlangsung sejak lama.
Peristiwa yang paling membekas adalah serangan 11 September tahun 2001, hampir 20 tahun yang silam ketika sejumlah teroris melancarkan serangan atas kota New York dan Washington.
Menurut seorang pakar sejarah konservatif Amerika, Bill Federer, pelayaran Christopher Columbus dalam tahun 1492 untuk mencari jalur perdagangan baru ke China dan India, terjadi karena jalan darat dari Eropa menuju kedua negara itu ditutup oleh Turki Ottoman yang baru saja merebut kota Konstantinopel.
Permusuhan antara orang-orang Islam dan Kristen telah dimulai lama sebelum itu, ketika orang-orang Arab menyerbu dan menduduki Spanyol pada permulaan abad ke 8.
Setelah berkuasa selama 600 tahun, kerajaan Islam di Spanyol direbut kembali oleh pasukan yang dikirim oleh raja-raja Katolik di Eropa.
Banyaknya imigran Muslim yang datang dari berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika saat ini agaknya memicu kenangan lama tentang Perang Salib yang terjadi antara abad ke 11 sampai abad ke 16.
Semua fakta sejarah itu menimbulkan pertanyaan, berapa banyak sebenarnya warga Muslim yang tinggal di Amerika.
Untuk mendapatkan angka yang pasti tidaklah mudah, karena Kantor Sensus Amerika tidak mengajukan pertanyaan tentang agama atau kepercayaan seseorang dalam sensus 10-tahunannya.
Lembaga riset Pew, dengan mengutip berbagai riset demografi, memperkirakan bahwa di Amerika ada kira-kira 3,45 juta warga Muslim dari segala umur pada tahun 2017, dilansir dari VOA.
Saat ini penduduk Muslim merupakan 1,1 persen dari seluruh rakyat Amerika. Jumlah warga Muslim di Amerika tidak sebanyak jumlah warga yang mengaku punya kepercayaan Yahudi, menurut survei Pew itu.
Tapi proyeksi yang dilakukan lembaga itu menunjukkan jumlah warga Muslim berkembang lebih cepat dari penduduk yang beragama Yahudi.
Menjelang tahun 2040, menurut proyeksi tadi, jumlah warga Muslim akan menggantikan penduduk Yahudi sebagai kelompok agama terbesar kedua setelah warga Kristen di Amerika, dan 10 tahun kemudian, jumlah itu diperkirakan akan menjadi 8,1 juta orang atau sekitar 2,1 persen dari seluruh penduduk Amerika.
Sejak tahun 2011, jumlah penduduk Muslim di Amerika Serikat bertambah kira-kira 100.000 orang per tahun.
Berdasarkan laporan yang sama, kawasan kota metropolitan Detroit di negara bagian Michigan, memiliki komunitas Muslim terbesar di Amerika di mana kebanyakan dari mereka berasal dari Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika dan Eropa.