Bewara Pakuan – Ketika kita mendengar kata Pesantren, maka yang tergambar di benak kita adalah tempat khusus untuk mendidik generasi muda dalam bidang agama Islam.
Di Indonesia kata pesantren dan juga santri bukanlah hal yang aneh dan asing terdengar di telinga kita.
Tapi pernahkah kita mendengar ada pesantren dan santrinya di Amerika Serikat. Seandainya ada, mungkin kita sedikit kaget karena Amerika Serikat terkenal sebagai negara sekuler yang secara ketat memisahkan kehidupan bernegara dengan agama dan di sana Islam hanyalah agama minoritas di bawah Kristen dan Yahudi.
Adapun keinginan yang kuat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren agar dapat belajar di lingkungan yang memberikan bekal pengetahuan tentang agama Islam telah membuat Siti Sahroh salah satu diaspora Indonesia di Amerika Serikat mendaftarkan anaknya di Isabet Academic, Levittown, Pennsylvania, (17/6/2021) dilansir dari VOA.
Walau awalnya sempat menolak, kini putranya Adriel Zakaria memutuskan untuk menyelesaikan 5 tahun pendidikannya di akademi ini.
Saat ini Adriel Zakaria yang berusia 17 tahun sedang menjalani tahun ketiganya di Isabet Academic. Dirinya berencana untuk melanjutkan kuliah ke Turki setelah selesai mondok di Isabet Academy
Selain Adriel, adik perempuannya Aisyah juga sama sedangĀ menempuh pendidikan di Isabet Academic di pondok putri.
Menurut Siti, keinginan dia menyekolahkan anak-anaknya di Isabet Academic untuk memberikan bekal keagamaan dan keislaman yang kuat sebelum anak-anaknya masuk kuliah.
Siti mengungkapkan kebahagiaannya, saat mereka mau belajar di Isabet Academy, salah satu pondok pesantren yang berada di Amerika Serikat.
Isabet Academic didirikan oleh United American Muslim Association (UAMA) dimana salah satu misinya adalah menyediakan pendidikan umum dan juga agama bagi generasi muda Muslim Amerika Serikat.
Di akademi ini, para siswa selain belajar mata pelajaran umum juga akan mempelajari Qur’an, Fiqih, Grammar Bahasa Arab dan juga Akhlak yang sesuai Sunnah dan Hadis.
Akademi ini dimulai dari kelas 5 sampai dengan kelas 12 di mana jumlah siswanya saat ini sebanyak 90 orang.
Keberadaan Isabet Academic menunjukan kepada dunia, bahwa meskipun sebagai salah satu negara sekuler, negeri kelahiran Ketua Apache Legendaris Winnetou ini tetap memberikan akses dan kebebasan beragama bagi warganya.