Cianjur, Bewara Pakuan – Bah Ocan (56) warga Kampung Cikangkung, Desa Sukajadi, Kecamatan Karangtengah. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya dia bersama anaknya ngamen selama dua tahun terakhir.
Dia mengaku setiap hari berangkat dari rumah sekira pukul 12.00 WIB dan pulang menjelang adzan Maghrib, dengan penghasilan tidak menentu. Terlebih sejak adanya pandemi covid-19 ini.
“Kalau lagi beruntung Alhamdulillah pernah dapat sampai Rp 100 ribu sehari. Tapi kalau lagi sepi hanya cukup untuk makan dan ongkos pulang saja,” ucapnya saat bertemu sedang ngamen di warung kopi kawasan Karangtengah.
Diketahui pria paruh baya ini mempunyai enam orang anak dan empat cucu. Memang tidak setiap hari ngamen terkadang dia juga kerja serabutan di kampungnya, itu pun kalau ada yang menyuruhnya.
“Dalam satu minggu paling hanya 3 hari ngamen keliling kampung. Kalau nggak ngamen saya suka kerja serabutan kalau ada yang nyuruh,” terangnya.
Disinggung apakah pernah mendapat bantuan pemerintah, Bah Ocan mengaku memang mendapat bantuan sebesar Rp 300 ribu sebanyak 10 kali.
Namun, menurutnya untuk memenuhi kebutuhan hidup itu masih kurang, sehingga mencari penghasilan lain dengan cara ngamen dan kuli serabutan.
“Saya kadang suka nangis melihat anak saya (pelajar kelas V SD) belajar di rumah temannya, karena nggak punya Hp. Kalau boleh jujur saya terpaksa mengajak anak saya ngamen untuk beli Hp supaya bisa belajar di rumah sendiri,” ungkapnya seraya matanya berkaca-kaca tampak menahan tangis.
Bah Ocan berharap, ada dermawan yang mau membantu perekonomian keluarganya termasuk modal untuk usaha, sehingga dirinya tidak perlu mengajak anak ngamen untuk membeli HP dan menafkahi keluarga.
“Kehidupan seperti ini memang bukan keinginan saya, apalagi mengajak anak turun ke jalan. Saya yakin orang tua manapun pasti nggak akan tega melihatnya, mudah-mudah Alloh SWT membuka hati para dermawan untuk membantu perekonomian keluarga saya,” harapnya.