Miliki Potensi Yang Menjanjikan Lio Milik Maman Tak Miliki Pasar Yang Luas

Sindangbarang, Bewara Pakuan – Manfaatkan sumber daya alam di pesisir pantai laut selatan jawa, tepatnya di Kampung Cicalengka, Desa Talagasari, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur selatan Jawa Barat. Maman (43) membuat wuwung berbahan dasar pasir laut.

Dirinya mengaku menjalani usaha tersebut, meneruskan orangtuanya yang semula bereksperimen sendiri membuat wuwung berbahan dasar pasir laut sejak 10 tahun lalu.

“Untuk jadi seperti ini membutuhkan perjuangan dan uji coba/eksperimen yang ulet, karena menginginkan hasil yang bagus supaya memiliki harga jual yang layak. Maka wajar kalau mencapai kurun waktu hingga 10 tahun,” aku Maman saat ditemui di Lio/tempat produksi wuwung berbahan pasir laut di Kampung Cicalengka, Talagasari, Sindangbarang, Senin (26/07/2021).

Jika dilihat dari hasil kerja keras Maman, wuwung yang dihasilkannya memang tampak sempurna bahkan nyaris tak terlihat hasil cetakan manual tangan Maman, wuwung yang dibuatnya seperti di cetak oleh mesin.

Disampaikan Maman, wuwung yang dibuatnya saat ini hanya baru dipasarkan untuk warga di sekitar kampungnya. Dia beralasan belum bisa produksi banyak, karena keterbatasan pekerha dan pasar.

“Wuwung yang di produksi hanya di jual di sekitar sini saja. Kalau pun keluar itu juga paling menunggu adanya pesanan saja dan jumlahnya juga terbatas karena kekurangan pekerja. Bisa jadi karena masyarakat kurang mengenal wuwung buatan saya ini,” ungkap Maman.

Maman melanjutkan, kalau semuanya mumpuni artinya pekerja, pasar dan modal ada, mungkin bisa produksi lebih banyak lagi untuk memenuhi pasar, karena saat ini juga ada beberapa matrial/toko bangunan yang minta di pasok barang/wuwung untuk dijualnya.

“Sebetulnya matrial/toko bangunan yang minta dipasok barang ada, tapi produksinya terbatas karena kekurangan pekerja. Kalau untuk bahan baku, memang tidak akan kekuarangan kerena stok pasir disini melimpah,” ujarnya.

Maman menjelaskan, untuk 1 Pcs wuwung dirinya menjual Rp 6000,-, sementara upah pekerja di Lio miliknya Rp 2000,- persatu wuwung. Dalam sehari satu orang pekerja mampu membuat wuwung mencapai 60 Pcs wuwung, kalau ditekuni setiap hari upahnya cukup untuk menapkahi keluarga.

“Ya, kalau semua berjalan normal artinya pekerja, pasar dan modal ada, pasti akan besar usaha ini,namun sayangnya kita masih banyak keterbatasan terutama pekerja dan pasar,” ungkap Maman sembari terus mencetak wuwung.

Keberadaan Lio milik Maman seharusnya menjadi sorotan pemodal termasuk diantaranya pemerintah setempat. Karena jika dikelola dengan baik atau kerjasama yang intens antara pengusaha dan pemodal diyakini akan menjadi penambah aset daerah dan bisa mengurangi pengangguran di wilayahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *