Cianjur, Bewara Pakuan – Patut di apresiasi atas digagasnya ide Koko (20) warga Kampung Gayam RT 03/05 Kelurahan Muka, Kel/Kec Cianjur. Secara mandiri dirinya mendirikan himpunan yang diberi nama ‘Hevy Moyo’.
Saat ini dia bersama teman sejawatnya, mengumpulkan buku-buku pendidikan sekolah/bacaan tak terpakai dan menjadikannya taman bacaan keliling.
Koko menuturnya, anggota himpunan dinamakannya ‘Hevy Moyo’ itu, adalah teman senasibnya yang mengalami krisis sekolah. Rata-rata mereka hanya tamatan SMP, bahkan ada juga yang hanya tamatan SD.
“Karena kita bisa dikatakan kurang beruntung dalam dunia pendidikan sehingga tidak bisa mengenyam pendidikan di sekolahan. Saya bersama teman-teman senasib ini berupaya mengadakan kegiatan dengan menggelar baca buku-buku pendidikan serta ruang gambar gratis untuk anak-anak secara berkeliling,” tuturnya, Senin (26/07/2021) kemarin.
Buku-buku yang kita dapatkan, lanjut Koko, itu datang dari para donatur yang peduli dengan anak-anak. Karena menurutnya dengan diadakannya ruang baca dan ruang gambar ditempat umum secara gratis anak-anak pasti antusias.
“Ya, daripada maen Hp/Gadget mending belajar bersama menimba ilmu dengan membaca dan mengasah keahlian dengan belajar menggambar,” ujarnya.
Untuk buku yang kita kumpulkan, sambung Koko, buku-buku pelajaran/bacaan tak terpakai setingkat SD, SMP dan SMA. Karena kita merasakan betapa sedihnya terputus sekolah karena faktor biaya, kalaupun di paksakan kasihan orangtua kita untuk membekali kita sekolah setiap hari.
“Sebelum dijajakan kepada anak-anak, terlebih dahulu kita baca dan pilah bukunya. Kemudian kita gelar di teras-teras/taman masjid, bahkan nggak jarang kita juga menggelar/ngampar buku d emperan toko,” terang Koko.
Koko bercerita tentang suka duka menjalankan ‘Hevy Moyo’, dalam mengawalinya memang lumayan sulit tapi setelah berjalan ternyata banyak kalangan remaja bernasib sama dan mulai membaca buku bersama untuk menimba ilmu walaupun harus ngampar di jalanan.
“Dengan visi-misi ‘menebar kasih sayang sesama korban putus sekolah’, kita juga melakukan kegiatan lainnya seperti mengumpulkan baju-baju bekas untuk dipakai sesama, dan ada juga yang jual beli buku untuk biaya hidup supaya tidak minta sama orangtua,” ucapnya.
“Saya mengharapkan dari kegiatan reguler ini, bisa memotivasi yang lai. Sehingga mampu mewujudkan ekonomi kreatif dan mudah-mudahan kedepannya bisa berpenghasilan dan kembali bersekolah,” tambah dan harapnya.