Waduh, RSUD Sayang Cianjur Di Sidak Bupati Cianjur

Cianjur, Bewara Pakuan –  Beberapa pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur mengaku takut dan merasa kurang nyaman ketika diperiksa dokter atau perawat yang berpakaian hazmat atau pakaian pelindung virus.

Pengakuan pasien itu disampaikan kepada Bupati Cianjur, H Herman Suherman, ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Sayang Cianjur, Rabu (16/6/2021) lalu.

Sejumlah pasien yang dikunjungi Bupati di ruang rawat inap menyampaikan keinginannya agar dokter atau perawat yang melayaninya tidak mengenakan baju hazmat. Mungkin secara psikologis hal itu menakutkan.

“Kalau bisa jangan semua memakai pakaian hazmat, karena secara psikologis membuat pasien takut,” kata Bupati saat berbincang dengan para dokter dan perawat seusai meninjau sejumlah ruangan.

Kedatangan Bupati Cianjur di RSUD itu cukup mengejutkan jajaran direksi rumah sakit pemerintah daerah itu. Karena saat tiba di RSUD sekitar jam 08.00, beberapa direksi dan pejabat struktural, belum datang.

Setibanya di pintu masuk RSUD pun, Bupati disambut petugas keamanan. Meski dia terlihat kaget, tapi petugas ini tetap menyambut Herman dengan ramah sambil mengucapkan salam sampurasun.

“Saya harap petugas keamanan mengucapkan salam kepada masyarakat
dan jangan lupa layani dengan ramah serta senyuman. Kasihan, mereka ini kan sedang sakit,” pesan Bupati pada petugas keamanan.

Dari sana, Herman masuk ruang IGD, lalu menanyakan langsung pada pasien tentang pelayanan perawat dan dokter. Sebagian besar dari mereka mengaku sudah dilayani dengan baik.

Saat Bupati berbincang dengan dokter, perawat dan pasien, muncul jajaran direksi dan pejabat struktural RSUD Sayang Cianjur. “Maaf Pak Bupati, kami tidak tahu kedatangan Bapak,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cianjur, dr. Nenk Efa Fatimah.

Bersama jajaran direksi, Bupati selanjutnya meninjau berbagai ruangan, dan ketika tiba di bagian Polklinik, salah seorang warga Kecamatan Kadupandak, Cianjur selatan, menyampaikan keluhan kepada Bupati.

Warga tersebut mengaku tiba di RSUD sekitar pukul 02.00 WIB untuk ke Poli Mata dengan harapan bisa menjadi pasien pertama yang dilayani. Tapi ternyata dia . hal-hal seperti itu, karena mereka datang jauh-jauh, apalagi dari Cianjur selatan yang waktu tempuhnya mencapai 4 jam untuk tiba di RSUD Sayang Cianjur.

“Tolong ya, tidak boleh lagi terjadi seperti ini. Kasihan masyarakat, layani mereka dengan maksimal,” tegur Bupati.

Diakhir sidak, Bupati mengakui ada peningkatan pelayanan RSUD Sayang Cianjur, tapi ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan kedepannya. “Misalnya, sebagian besar dokter dan perawat tidak terdapat nama di pakaiannya. Seharusnya ditempel nama agar masyarakat bisa mengenalinya,” kata Herman.

Bupati juga mengatakan, akan mengadakan survei yang dilakukan tim independen mengenai RSUD Cianjur, yang hasilnya dapat menjadi indikator kemajuan pelayanan di RSUD tersebut. “Nanti dapat diketahui tingkat pelayanan, dan akan diberikan award bagi dokter terbaik, perawat terbaik dan karyawan terbaik,” janjinya.

Sementra itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Sayang Cianjur, dr. Nenk Efa Fatimah, mengaku kaget Bupati melakukan sidak, karena memang tidak tahu.

“Tapi Alhamdulillah, ada peningkatan pelayanan di RSUD Sayang Cianjur sesuai dengan fakta di lapangan yang ditemukan Pak Bupati, baik dari dokter, perawat, maupun pasien. Kalaupun ada kekurangan, akan kami tingkatkan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *