Erdogan: Turki Siap Kerjasama demi Perdamaian dan Kesejahteraan Afghanistan

IMG 20210820 083953
Ilustrasi.Net

Bewara Pakuan – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu mengatakan bahwa Pemerintah Turki menyambut baik pernyataan moderat yang dikeluarkan oleh para pemimpin Taliban.

“Turki siap untuk semua jenis kerja sama demi perdamaian di Afghanistan, kesejahteraan kerabat kita di negara ini dan perlindungan kepentingan Turki,” kata Erdogan dalam wawancara TV, dikutip dari Anadolu Agency.

Erdogan menjelaskan bahwa kehadiran militer Turki di Afghanistan akan memperkuat pemerintahan Kabul yang baru di arena internasional.

“Tidak peduli siapa yang ada di pemerintahan, Turki berdiri bersama Afghanistan di saat-saat baik dan buruk yang mana itu merupakan persyaratan persaudaraan,” tambah Erdogan.

Terkait soal keamanan bandara Kabul, menurutnya Turki membuat rencana sesuai dengan kenyataan baru yang muncul di lapangan dan melanjutkan negosiasi yang sesuai.

Saat ini prioritas Turki adalah memastikan perdamaian dan keamanan warga negara Turki di Afghanistan, dimana dia menambahkan bahwa 552 warga Turki sejauh ini telah dievakuasi dari Afghanistan.

Erdogan juga berbicara soal kemungkinan dirinya akan berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir pekan.

Sebagai bagian dari kesepakatan damai yang dicapai pada Februari 2020 antara AS dan Taliban, tahun ini pasukan internasional mulai menarik diri dari Afghanistan.

Perjanjian tersebut menekankan Taliban tidak akan menyerang pasukan asing, tetapi tidak ada ketentuan tentang serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.

Sambil mempertahankan negosiasi dengan pemerintah di Doha, Qatar, Taliban mengintensifkan serangannya sejak Juni sehingga berhasil menguasai banyak distrik dan pusat provinsi dalam sebulan terakhir.

Seperti yang diketahui masyarakat dunia, Kelompok Taliban pada Minggu telah berhasil merebut ibu kota Kabul, di mana Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan pejabat penting lainnya melarikan diri dari negara itu meninggalkan rakyat dan negaranya dalam kondisi chaos.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *