Bewara Pakuan – Presiden Recep Tayyip Erdogan tegaskan komitmen Turki terhadap stabilitas dan keamanan Afghanistan pada Kamis dan mengatakan negaranya dapat mengadakan pembicaraan dengan pemerintah yang dibentuk oleh pihak Taliban.
“Kami akan bertemu dengan pemerintah yang dibentuk oleh Taliban jika perlu, dan membahas agenda bersama kami,” kata Erdogan setelah pertemuan Kabinet.
Kelompok milisi Taliban telah menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu, dan memaksa Presiden Ashraf Ghani dan pejabat tinggi pemerintah lainnya untuk melarikan diri meninggalkan negara tersebut.
Saat ini tercatat ada 5.000 warga Turki yang tinggal di Afghanistan, dimana Erdogan mengatakan 500 warga Turki bersama dengan 83 warga negara asing lainnya sudah dibawa ke Turki atas permintaan mereka.
Dirinya menambahkan bahwa Turki akan memindahkan warga negaranya yang masih mengantri untuk kepulangan mereka sesegera mungkin.
Erdogan menolak klaim pihak oposisi di negaranya yang mengatakan bahwa Turki menampung 1,5 juta pengungsi Afghanistan.
“Turki tidak memiliki tugas, tanggung jawab, atau kewajiban untuk menjadi gudang pengungsi Eropa,” tegasnya, dikutip dari Anadolu Agency (20/8/21).
Mengenai imigran gelap, Erdogan mengatakan setidaknya 235.000 warga Afghanistan telah dikirim kembali ke negara asalnya.
Dia juga mengatakan bahwa hampir 450.000 warga Suriah di Turki telah kembali ke daerah yang telah dibebaskan dari penguasaan teroris.
Saat ini Turki telah menjadi negara yang menjadi titik transit utama bagi pencari suaka yang ingin menyeberang ke Eropa untuk memulai kehidupan baru, terutama mereka yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan.
Turki saat ini menjadi negara yang menampung 4 juta pengungsi dan menjadikan negara tersebut sebagai penampung pengungsi terbesar di dunia.
Negara ini telah mengambil langkah-langkah keamanan baru untuk mencegah banyak masuknya pendatang dan pengungsi baru.